Kamis, 29 April 2010

Slank Dance Liric

Slank - Slank dance

C

C F
jangan takut keluarlah
G C
hadapi dunia dengan menari
C F
jangan takut ayo keluar
G C
hadapi dunia dengan menari

C F
berkhayallah sluas biru langit
G F
berpikirlah sedalam biru laut
C F
horisontal
G F
sama rata sama rasa

C F
jangan takut keluarlah
G C
hadapi dunia dengan menari
C F
jangan takut ayo keluar
G C
hadapi dunia dengan menari

C F
melihatlah seterang sinar sunset
G F
menataplah sebinar Cahaya sunrise
C F
terang benderang
G F
cerah pencerahan

C F
jangan takut keluarlah
G C
hadapi dunia dengan menari
C F
jangan takut ayo keluar
G C
hadapi dunia dengan menari

C F
buka jendelamu lalu pandanglah
G F
buka pintumu ayo keluarlah
C F
bebas lepas
G F
lepaskan dan bebaskan

Bersumber dari blog tutorial melodi gitar dan lirik kord lagu :
http://ekhan-gitaris.blogspot.com

Jumat, 26 Maret 2010

Membuat Sirine Ambulance

Bagi para pemula ataupun penggemar rangkaian2 elektronika silahkan mencoba membuat rangkaian dibawah ini untuk dibuat eksperimen atau sekedar iseng-iseng tuk mengisi waktu luangRangkaian ini jika anda buat dan selesai lalu diberi sumber daya hanya dengan DC 9-12 Volt saja akan berbunyi suara yang menyayat hati he..he.. Sirine ini suaranya persis seperti yang ada di ambulance. Anda bisa membuatnya sendiri untuk digunakan sebagai alarm, mainan anak-anak, atau keperluan lainnya. Adapun komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

A.Transistor:
  • Tr1…………….OC71
  • Tr2…………….OC71
  • Tr3…………….AC127
  • Tr4…………….AD149
B.Kondensator:
  • C1……………...500µf
  • C2……………...500µf
  • C3……………...50µf
  • C4……………...0,02µf
C.Resistor(Tahanan):
  • R1………………4,7 K ohm
  • R2………………10 K ohm (dapat diganti Vr)
  • R3………………10 K ohm
  • R4………………4,7 K ohm
  • R5………………27 K ohm
D.Dioda:
  • D………………..OA81
E.Loudspeaker:
  • LS………………8 ohm
F.Sumber daya(Baterai / Catu daya):
  • DC………………..9-12 Volt
G.Saklar:
  • S………………..Saklar On/Off biasa


Gambar skema rangkaian sirine ambulance

Minggu, 28 Februari 2010

LDR

1. Pengertian LDR

Pada artikel ini saya akan menjelaskan tentang salah satu jenis resistor yaitu Light dependent resistor (LDR). Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Dengan sifat LDR yang demikian, maka LDR (Light Dependent Resistor) dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau bisa juga kita gunakan di kamar kita sendiri.


2. Prinsip Kerja LDR

Light Dependent Resistor (biasa disebut LDR), terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.


3. Gambar simbol LDR


4. Gambar sensor cahaya(LDR)


5. Penggunaan LDR pada rangkaian elektronika

  • Memanfaatkan LDR untuk alarm cahaya
Rangkaian alarm ini sangat sederhana namun mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam mencegah terbukanya lemari/laci yang seharusnya tertutup.  Alarm ini aktif ketika terdapat cahaya
Rangkaian alarm ini cara kerjanya sangat mudah dan pembuatannya juga tidak terlalu rumit, sederhana.  Dari namanya sudah dapat diketahui bahwa alarm ini akan bekerja ketika terdeteksi adanya cahaya.  Dengan fungsi tersebut maka rangkaian in dapat digunakan sebagai alarm pencuri atau alarm terbukanya lemari/laci yang seharusnya tertutup. Alarm ini dikatifkan ketika adanya cahaya yang datang pada sensor dengan taraf keterangan tertentu.  Pengaturan taraf terang – redup ini dapat dilakukan dengan mengatur potensiometer R12.  Sistem ini mempunyai 2 keunggulan yaitu dilengkapi dengan waktu tunda pengaktifan alarm, pengaturan bunyi buzzer dan detektor baterai.


Rangkaian Tunda
(dapat digunakan dalam rangkaian alarm, dll)


Rangkaian alarm cahaya ini menggunakan sumber tenaga berupa baterai 9V agar dapat dibawa-bawa, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk diberikan sumber tenaga dari sebuah power suplai 12V.  Rangkaian pada gambar 1 merupakan bagian dari rangkaian lengkap alarm cahaya.  Pada gambar 1 merupakan rangkaian yang menunda aktifnya alarm ketika tombol SW1 di ‘ON’-kan/di tekan.
Dengan adanya rangkaian ini maka memungkinkan user untuk meletakkan alarm ini di dalam sebuah lemari/laci sebelum alarm aktif.  Rangkaian in dibentuk dari rangkaian C1, R1, R2, Q1 dan D1.  Pada saat tombol SW1 maka kapasitor C1 akan mengisi muatan melalui R1 sehingga tegangan basis menjadi turun mendekati 0 volt.  Kondisi ini akan menyebabkan transistor Q1 akan aktif dan memaksa tegangan di pin 1 IC 1A akan high.
IC 1 merupakan gerbang inverter dengan schimtt trigger sebanya 6 buah.  IC in merupakan IC CMOS sehingga tegangan suplainya maksimal adalah 18 volt sehingga dengan tegangan suplai saat ini (9 V dari baterai atau 12V dari power suplai eksternal) masih dapat bekerja dengan  baik. Kondisi pin 1 pada IC1 yang high ini akan menyebabkan berapapun tegangan yang dihasilkan oleh pembagian tegangan R3, R12 dan R11 (LDR) tidak berubah yaitu mendekati 5 volt.
Beberapa saat setelah muatan kapasitor telah penuh maka tegangan basis Q1 sudah cukup untuk membuat Q1 untuk OFF sehingga tegangan di pin 1 benar-benar dikendalikan oleh pembagian tegangan antara R3, R12 (potensiometer) dan R11 (LDR). Jadi ketika Q1 ON maka tegangan di titik pin 1 IC1 akan ditahan tetap sekitar 5 volt dan tegangan pembagian antara R3, R11, dan R12 akan diabaikan.  Sebaliknya ketika Q1 OFF maka tegangan di titik pin 1 IC1 akan ditentukan oleh pembagian tegangan antara ketiga tahanan tersebut.  Oleh sebab itu ketika Q1 ON maka apa pun kondisi cahaya lampu (terang/redup) tidak akan mempengaruhi sistem sehingga buzzer akan selalu OFF.  Jika diperlukan waktu tunda yang lebih lama maka nilai kapasitor C1 dapat diganti dengan yang sedikit lebih besar.  Semakin besar nilai kapasitor C1 akan menyebabkan waktu tunda keaktifan sistem akan semakin lama.

6. Kesimpulan
          Setelah mengetahui tentang apa dan bagaimana itu LDR, kita dapat menarik kesimpulan bahwa LDR itu merupakan salah satu jenis resistor yang terbuat dari bahan semikonduktor dengan cara kerja apabila LDR itu dikenai cahaya maka nilai tahanannya akan berkurang dan apabila tidak dikenai cahaya maka nilai tahanannya tetap(seperti semula). LDR dapat digunakan pada berbagai macam rangkaian misalnya lampu taman, alarm cahaya,dll.


DAFTAR PUSTAKA
  • Google.com
  • Elektronik4.blogspot.com
  • Commons.wikipedia.org
  • Elkaubisa.blogspot.com
  • Elektrokita.blogspot.com






Rabu, 17 Februari 2010

Transistor


TRANSISTOR
     Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen , Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan  ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus. Transistor merupakan salah satu komponen aktif dalam bidang elektronika
     Sebuah transistor digambar dalam bentuk symbol :
  • Transistor memiliki 3 kaki , yakni :   Basis ( B ) ,  Collector ( C )  dan Emitor ( E ).

    

Untuk menentukan kaki – kaki nya perlu melihat data sheet book transistor karena tipenya ribuan dengan bentuk kemasan ratusan jumlahnya. Berikut diberikan beberapa contoh penentuan kaki – kaki transistor yang sering dijumpai:    


 

Kaki kolektor pada transistor NPN selalu berada pada kutub positip, sedang kaki kolektor pada transistor PNP selalu pada kutub negatip. Sebuah transistor selalu diberikan  kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya maupun fungsi transistor . Berikut diberika huruf-huruf pengkopdean berdasarkan buatan pabrik dari Eropa :
1.            Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan
       untuk  membuat  transistor.
     A = Germanium                      D = Antimonida Indium
     B = Silicon                               R = Sulfida Cadmium
     C = Arsenida Galium
2.            Huruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian 
       elektronika.
     A = dioda detector, dioda pencampur , dioda  kecepatan tinggi.
     B = dioda kapasitas variable
     C = transistor frekuensi renadah
     D = transistor daya frekuensi rendah
     E = dioda terobosan
     F = transistor frekuensi radio, bukan daya
     G = macam ragam keperluan ( multiperpose )
     L = transistor daya frekuensi rendah
     N = kopling foto
     P = dioda radiasi seperti dioda foto, transistor foto
     Q = generator radiasi seperti LED
     R = piranti kemudi dan saklar seperti TRIAC
     S = transistor sakalr daya rendah
     T = piranti kemudi dan switching seperti TRIAC
     U = transistor saklar daya tinggi
     X = dioda pengganda
     Y = penyearah,dioda efisiensi atau penyondol (booster)
     Z = dioda Zener, pengatur ( regulator )

3.            Huruf atau angka yang lain menyatakan nomor seri.
         Untuk transistor buatan Amerika kode yang biasa digunakan adalah :
         1N , 2N , dlsb. Sedang buatan Jepang menggunakan kode : 2SA , 2SB 
         , 2SC.

 

Resistor



APA ITU RESISTOR???

Ah.. akhirnya bisa juga nulis di blog. Ni postingan pertamaku lo!! Disini saya akan membahas tentang sebuah komponen elektronika yaitu “Resistor”. Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.
Mungkin anda sering melihat resistor yang paling banyak beredar di pasaran adalah resistor dengan bahan komposisi karbon, dan metal film. 
Ni gambarnya:


Resistor2 ini biasanya berbentuk silinder dengan pita pita warna yang melingkar di badan resistor. Pita pita warna ini dikenal sebagai kode resistor. Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui nilai resistansi resistor, toleransi, koefisien temperatur, dan reliabilitas resistor tersebut. Dan jangan lupa resistor memiliki kapasitas daya yang dibutuhkan jika resistor mendapat kelebihan daya maka resistor akan hangus,,ngus,,ngus. Contohnya dalam rangkaian radio dibutuhkan resistor yg berukuran 2watt senilai 220Ω, tapi anda tidak tahu dan langsung memasang resistor 220Ω yang berukuran 1watt maka umur resistor tersebut tidak akan lama lagi.
               
Gbr resistor dengan bermacam daya yg dibutuhkan




TABEL KODE WARNA RESISTOR



Teruz, bagaimana simbol resistor di rangkaian?
Mengapa kita harus mengetahui simbol itu dirangkain? Karena jika kita ingin 
membuat suatu rangkaian, kita harus membuat skema rangkaiannya dahulu 
dengan menggunakan simbol resistor. Ada dua jenis simbol resistor: 
Yang R1 adalah simbol standar Eropa dan R2 adalah simbol standar Amerika.
 Terserah mau pakai yang mana. Sama saja. Cuma menurut saya lebih gampang yang R1... Eo seGo..